Memutuskan untuk berubah dari karyawan menjadi pengusaha atau mahasiswa menjadi pengusaha membutuhkan persiapan, dan salah satunya adalah persiapan mental, apa saja
Lebih Hemat
Perbedaan utama antara karyawan dan pengusaha adalah di sisi pendapatan. Karyawan mendapatkan pendapatan yang tetap setiap bulan dalam bentuk gaji. sementara pemilik usaha tidak mendapatkan pendapatan yang tetap setiap bulan, kadang banyak, kadang sedikit bahkan bisa merugi.
Ketika mendapat untung besar, pemilik usaha harus bisa menyimpan keuntungannya sebagai dana cadangan untuk bulan – bulan berikutnya. Oleh sebab itu terkadang pemilik usaha terkesan hemat bahkan pelit. Karena kadang memang tidak punya uang, semuan uangnya sudah habis buat modal usaha hehehe..
Kadang ada orang mikir jadi pengusaha punya banyak uang, tetapi kenyataannya tidak selalu seperti itu, karena sebuah usaha kalau ingin bertahan, harus terus berkembang, dan proses perkembangan usaha itu sendiri memerlukan proses waktu dan juga dana. Sehingga kadang bukannya banyak uang, malah banyak utang 😀
Lebih Sabar
Seorang karyawan, masuk kantor, 1 bulan langsung digaji. Pemilik usaha kadang bisa merugi beberapa bulan bahkan setahun sebelum akhirnya bisa memanen keuntungan.
Lebih Banyak Kerjaan
Karyawan kerja 8 jam sehari 5 hari seminggu, kalau ada hari libur nasional , libur bersama , juga ikutan libur. Sebaliknya pengusaha yang baru merintis usaha bisa bekerja 12-18 jam sehari, 6-7 hari seminggu, libur tetap kerja kalau ada banyak kerjaan dari pelanggan.
Lebih Banyak Baca Buku
Ketika ada waktu luang, pemilik usaha akan mamanfaatkan waktunya untuk mengambangkan diri dan perusahaan, salah satunya dengan cara membaca buku.
Lebih Banyak Mikir
Pemilik usaha lebih banyak mikir, Mikirin bagaimana bayar hutang, mikirin bagaimana bayar gaji karyawan, mikirin bagaimana kembangkan usaha, mikirin bagaimana memenangkan persaingan dan lain sebagainya.
Lebih Banyak di-Komplain
Jika ada hasil pekerjaan yang kurang bagus, pemilik usaha bisa di komplain oleh pelanggan. Karyawan salah pun, yang di komplain adalah pemilik usaha, jadi sebagai pengusaha harus siap pasang badan atas setiap kesalahan bawahannya.
Ga mungkin ketika misal ada barang yang cacat, pengusaha akan menyalahkan karyawannya di depan konsumen. Konsumen ga akan mau tau, konsumen taunya yang salah perusahaan. Oleh sebab itu salah memilik karyawan bisa berakibat fatal.
Lebih Banyak Ruginya
Sebelum akhirnya membuka sebuah usaha yang mengutungkan, tidak sedikit pengusaha mengalami banyak kegagalan. Bahkan usaha sudah jalan bagus pun, bisa tetap mengalami kerugian. Namun seorang pengusaha adalah orang yang siap mengambil resiko walau ada potensi kerugian di depannya.
Lebih Makan Hati
Kadang seorang pemilik usaha diperhadapkan dalam situasi yang tidak meng-enakan. (kisah nyata),Baru buka toko, sudah didatangi preman minta “sumbangan”, Baru saja bangun gudang buat semen, gudangnya bocor, hujan, semen senilai puluhan juta rusak .
Beli beras dalam jumlah besar karena stok beras nasional katanya menipis, eh, tahun depan Bulog impor beras banyak, mesti jual rugi.
Akhir tahun, mau liburan, karyawan rame – rame minta resign (keluar kerja). LIburan pun jadi ga tenang mikir nyari pegawai baru. Udah nge-baik – baikin karyawan, tetap aja minta resign juga, alasan mau kawin atau nenek sakit 😀
Lebih Banyak Berdoa
Karena masalah pemilik bisnis juga lebih banyak , makanya pemilik bisnis biasanya lebih banyak berdoa. Karena terkadang hanya itu satu – satunya solusi
Lebih Banyak Pengalaman
Pengalaman barang diambil tapi ga dibayar, Pengalaman kasi pinjem uang ga dibalikin, pengalaman gagal, dan berbagai pengalaman lainnya